When You're Gone, Rasa Kehilangan Setelah Dia Pergi...

Seseorang akan menyesal telah membiarkan sesuatu hal teronggok di sudut tanpa melihat ataupun menyentuhnya ketika sesuatu tersebut hilang dari pandangan. Menyadari ada kekurangan dalam ruangan itu tanpa kehadirannya, walaupun sesuatu tersebut adalah sampah tetap saja kurang baginya. Mungkin banyak yang sama atau serupa dengannya namun tak akan ada yang benar-benar menggantikannya. Menyesal... itulah kata pertama yang terlintas dalam pikiran ketika kamu merasa kehilangan dan kamu berharap dapat kembali ke masa lalu untuk mencegahnya, namun hal itu akan sia-sia. Sampah itu ternyata terlalu indah untuk dibiarkan dan saat kamu menyadarinya...semuanya telah terlambat.

Kehilangan orang yang menyayangi dan mencintai kita akan lebih terasa saat ia berada jauh dari kita. Kata Anang Hermansyah ''Separuh Jiwaku Pergi'' ... hehehe...

Memang pada awalnya, orang yang menyayangi/mencintai kita barangkali kita acuhkan, kita abaikan, tetapi semakin kita abaikan dia semakin memberi perhatian dan dukungan kepada kita, karena dasarnya dia memang sayang kepada kita. Barangkali kita menjadi sebel, kok sok perhatian, kok sok sayang dan lain sebagainya, padahal mereka memang ikhlas mendukung dan menyayangi kita - tidak ada pamrih - dan kita tidak pernah menyadari kehadirannya adalah sebagai "pelumas" kehidupan kita sebagai pelancar semua urusan kita dan sebagai penyemangat hidup kita atau bahkan ada yang seperti "memuja" kita, dengan mereka ada akan membuat hidup kita jadi lebih ringan, lebih berarti dan ada tempat untuk "curhat", ada tempat untuk berbagi. Kita seringkali meniadakan fungsi tersebut kepada orang-orang yang memang benar-benar sayang kepada kita, padahal dalam efek jangka panjang dukungan dan kasih sayang yang tulus ini seperti sebuah kebutuhan, kita akan butuh dukungan, penyemangat, tempat curhat dan lain sebagainya, yang kalau orangnya masih ada didekat kita, terkadang kita tidak pernah menyadarinya bahwa mereka "begitu berarti". 

Kapan terasa begitu berartinya mereka...? Tentu setelah mereka tidak lagi didekat kita, tidak lagi bersama kita, atau kita memutuskan hubungan/kontak atau kita marah dan ngambek pada mereka, sehingga kita jadi merasa tidak enak sendiri menerima dukungan, saran, curhat dan penyemangat dari mereka, dan itu akan berlangsung setelah kita berada jauh dari orang yang menyayangi/mencintai kita.

Orang yang benar-benar menyayangi/mencintai kita, dia tidak "menonjol" keberadaan dan maknanya buat kita, tetapi setelah mereka tidak ada lagi disisi kita (pergi meninggalkan kita karena sebab yang sama : kita putuskan cintanya, kita khianati, kita usir dsb, maka yang terjadi adalah penyesalan yang berkepanjangan, ada bagian yang hilang yang tidak bisa tergantikan dari orang yang menyayangi kita tadi, yang biasanya dapat sms pemberi dukungan, pemberi semangat, telpon yang berisi doa untuk kebaikan kita, surat untuk dibaca agar hati kita senang... semua itu tiada lagi, dan kalaupun dapat gantinya kita akan membutuhkan waktu yang sangat lama untuk menyesuaikan diri lagi, kita akan tetap kehilangan "individunya dia" yang memang unik dan tak tergantikan...

Note: Bijaksanalah dalam membangun sebuah hubungan, saling memberi dan menerima, bukan maunya menerima dan meminta tanpa mau memberi, karena menyesal di kemudian hari itu sangat menyakitkan dan sia-sia.


Seperti pada lagu Padi berikut, Semua Tak Sama. Karena dia istimewa, dia unik dan tak akan pernah sama...